Rumimengajak kita untuk melangkah lebih jauh, memaknai puasa secara transendental. Dengan menggunakan redaksi yang berbeda-beda, Rumi memandang puasa sebagai "jamuan rohani". Yaitu, asupan gizi yang sangat dibutuhkan jiwa manusia untuk menajamkan spiritualitasnya. Inilah puasa sebenarnya, bukan hanya sekedar tidak makan dan minum.

Djalal ad-Din Muḥammad Rumi ou Roumi Balkh, 30 septembre 1207 - Konya, 17 décembre 1273 est un mystique poète et philosophe persan qui a profondément influencé le soufisme. Il existe une demi-douzaine de transcriptions du prénom Djalal-el-dine, majesté de la religion » de djalal, majesté, et dine, religion, mémoire, culte. Il reçut très tôt le surnom de Mawlānā, qui signifie notre maître ». Son nom est intimement lié à l'ordre des derviches tourneurs » ou mevlevis, une des principales confréries soufies de l'islam, qu'il fonda dans la ville de Konya en Turquie. Il écrivait tous ses poèmes en persan farsi. La plupart de ses écrits lui ont été inspirés par son meilleur ami, Shams ed Dîn Tabrîzî - dont le prénom peut être traduit par soleil de la religion » - originaire de Tabriz, ville d'Iran. - Lire la Biographie Complète de Rumi
Adiluhungagung, termenung nista nestapa. Ramadhan mendengung, paripurna ampunannya. Kentara kausa menyulih suara, tanpa lengkara nyata. Transfigurasi menjelma tata cara, asal mula makrifatullah. Pasuruan, 30 Mei 2019. Itulah tadi 3 puisi tentang puasa Ramadhan yang dapat menguatkan iman.
Menyajikan artikel berisi kata-kata, kutipan, dan kalimat yang menginspirasi April 2022 1509waktu baca 3 menitTulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparanPuisi tentang Puasa Ramadhan. Foto Unsplash/Abdullah ArifPuisi tentang Puasa Ramadhan. Foto Unsplash/Muhammad AmaanPuisi tentang Puasa RamadhanBulan KerinduanOleh Imanta Alifia OctaviraDikala malam yang rindu menerka akan berkah senja menguras air suara adzan menyejukkan jiwa mengharap itu bulan kerinduan?Kaukah Ramadhan?Atas izin Allah membawa ladang harapan penuh jarak semakin pada akhirnya kepergianmu di depan keindahanmu selalu dalam dekapan?Menghiasi relung hati yang teramat do’a membasahi harapan sepertiga hembusan nafas yang mengalahkan pedihnya sang Maha Cinta yang dapat menyatukan.“Surat Untuk Adik Berhijab Merah”Oleh Juni SariDik, hari ini kau puasa?Engkau menjawabku dengan anggukan manjaTersirat seutas niatmu memohon ampunan atas dosaSembari bibirmu melantunkan doa-doaTak menelan nasi tetapi menelan nestapaEngkau tak perlu bercerita, Allah Tahu segalanyaBersabarlah atas siksa di duniaNanti kakimu berubah panjang ketika melangkahiapi nerakaWahai adik berhijab merahSuara petasan tengah meronta-rontaSemoga dukamu dapat berbuah menjadi kurmaYang bisa engkau santapketika berbuka puasaTransfigurasi AksiOleh Najwa Aulia FitriSepasang netra menganga, menilik prakata di atas mejaMenerpa gelak gelora, semangatnya kian membaraSenja menyapa surya, ayun-termayun dibuatnyaMerdeka sudah dahaga, berlepas pada KuasaTiada cela dan lengah tatkala menjumpai sunnah-NyaDigdaya katanya, meminda pahala jadi sempurnaTelatah makna tema, tersua ridha dari-NyaBerdaya guna untuk sesama manusiaAdiluhung agung, termenung nista nestapaRamadhan mendengung, paripurna ampunannyaKentara kausa menyulih suara, tanpa lengkara nyataTransfigurasi menjelma tata cara, asal mula makrifatullahPasuruan, 30 Mei 2019

MaulanaJalaluddin Rumi, salah satu penyair-sufi terbesar dalam sejarah Islam, banyak menyebut puasa dalam puisi-puisinya. Dalam kitab Matsnawi, Rumi menulis tentang esensi puasa: Ketika mulut ini tertutup, maka akan terbukalah mulut lainnya/Untuk bersiap menerima jamuan-jamuan rahasia (Jilid III, bait 3747); Dan Kekuatan Jibril itu bukanlah dari dapur (Jilid III: bait 6).

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PUISI TENTANG PUASAair hujan deras mengucur keras dari langit hitamlegamsesekali petir berkilat dengansuara menggelegarkata bmkg hujan disertai badai dan petir akan datangmengguncang garangsetiap bulan suci Ramadhanumat berpuasa melaksanakan kewajiban agamapelaksanaan puasatakakan pernahtergantung cuaca,iklim politik, rezim yang berkuasa,parpol yang memerintah, pandemi yang lakukan genocide tanpa ampunpuasa harus berlanjut terusdilaksanakan sepenuh iman dan ketakwaan puasa itu menahan segalanyamenahan haus,lapar, nafsu,puasa itumewujudkan nawaituniat baik yang diridoi ilahipuasa itu mengendalikan tubuh,sikap, ucap,tindakmenghadirkan cara pandang positif puasa adalah momentum untuk bertobat dan membarui diripuasa harus bermuara kepada hidup yang penuh berkahhidup yang mengalirkan iman dan takwahidup yang dituntun oleh nur ilahiyang menyinarijalan lurus dan kudus!Jakarta, 16 April 2021/ Sairin Lihat Puisi Selengkapnya
.
  • gs76godnkr.pages.dev/195
  • gs76godnkr.pages.dev/275
  • gs76godnkr.pages.dev/49
  • gs76godnkr.pages.dev/9
  • gs76godnkr.pages.dev/183
  • gs76godnkr.pages.dev/248
  • gs76godnkr.pages.dev/263
  • gs76godnkr.pages.dev/387
  • gs76godnkr.pages.dev/305
  • puisi rumi tentang puasa